Batu Jumrah memiliki tempat istimewa dalam pelaksanaan ibadah haji. Melontar jumrah adalah salah satu rukun wajib dalam ibadah haji yang dilakukan di Mina, khususnya selama hari-hari tasyrik. Praktik ini memiliki makna sejarah dan spiritual yang mendalam bagi umat Islam. Berikut adalah penjelasan tentang asal-usul, makna, dan peran Batu Jumrah dalam ibadah haji.
Ritual melontar jumrah merujuk pada kisah Nabi Ibrahim AS yang diuji keimanannya oleh Allah SWT. Dalam perjalanan untuk melaksanakan perintah Allah, yaitu menyembelih putranya, Ismail AS, setan mencoba menggoda Nabi Ibrahim di tiga lokasi yang berbeda. Nabi Ibrahim dengan tegas menolak godaan tersebut dan melempari setan dengan batu. Ketiga lokasi inilah yang kini menjadi tempat pelaksanaan melontar jumrah:
1. Jumrah Ula (jumrah pertama)
2. Jumrah Wusta (jumrah tengah)
3. Jumrah Aqabah (jumrah terakhir dan terbesar)
Melontar jumrah adalah simbol perlawanan terhadap godaan setan dan komitmen untuk tetap berada di jalan yang benar. Ritual ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menyingkirkan godaan duniawi dan mempertahankan iman. Setiap lontaran batu mencerminkan tekad seorang hamba dalam menolak kejahatan.
Melontar jumrah dilakukan setelah jamaah haji menyelesaikan wukuf di Arafah dan mabit (bermalam) di Muzdalifah. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaannya:
1. Jamaah mengambil kerikil di Muzdalifah untuk digunakan dalam melontar.
2. Kerikil yang digunakan harus kecil, seukuran biji kacang, sebagai tanda kepatuhan terhadap sunnah Nabi Muhammad SAW.
3. Melontar dilakukan dengan tujuh kali lemparan di setiap jumrah, dimulai dari Jumrah Aqabah pada 10 Dzulhijjah, dilanjutkan dengan Jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah pada hari-hari tasyrik.
Di masa modern, fasilitas di lokasi Jamarat telah ditingkatkan secara signifikan untuk mengakomodasi jumlah jamaah yang sangat besar. Jembatan Jamarat dibangun untuk mempermudah akses dan menghindari kepadatan. Petugas keamanan dan layanan kesehatan juga tersedia untuk memastikan keselamatan jamaah.
Sejarah Batu Jumrah menunjukkan betapa pentingnya keteguhan iman dalam menjalankan perintah Allah SWT. Melalui ritual ini, jamaah haji mendapatkan kesempatan untuk merenungkan makna ketaatan dan perjuangan melawan kejahatan. Dengan memahami sejarah dan peranan Batu Jumrah, ibadah haji menjadi lebih bermakna dan khusyuk.
Larangan Barang Bawaan Saat Perjalanan Haji dan Umrah nomor 1 paling sering dibawa!! Portal KBIHU Indonesia
Sejarah dan Peran Penting Mina dalam Prosesi Haji Portal KBIHU Indonesia
6 Perlengkapan yang Harus Dibawa Saat Berangkat Haji no 4 wajib dibawa!! Portal KBIHU Indonesia
Panduan Mengatasi Overthinking dan Rasa Takut Sebelum Berangkat Haji atau Umrah Portal KBIHU Indonesia
Jabal Tsur: Gunung Bersejarah dalam Perjalanan Hijrah Nabi Muhammad SAW Portal KBIHU Indonesia
Jabal Uhud: Saksi Bisu Perang Besar dalam Sejarah Islam Portal KBIHU Indonesia
Sejarah Pembangunan Ka'bah dan Masjidil Haram Portal KBIHU Indonesia
Panduan Beradaptasi dengan Cuaca di Tanah Suci Portal KBIHU Indonesia
Bagaimana Sumur Zamzam Tetap Mengalir Selama Ribuan Tahun? Portal KBIHU Indonesia
Mengenal Jenis-jenis Kurban di Tanah Suci Portal KBIHU Indonesia
Muharram, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab: Bulan-Bulan Haram dalam Islam Portal KBIHU Indonesia
Masjid Quba: Masjid Pertama dalam Sejarah Islam yang Penuh Keistimewaan Portal KBIHU Indonesia
Lorem Ipsum Portal KBIHU Indonesia
panduan Praktis Mengelola Keuangan untuk Haji dan Umrah Portal KBIHU Indonesia
Fasilitas di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang Harus Diketahui Portal KBIHU Indonesia