Larangan yang Membatalkan Haji dan Umrah

  • Portal KBIHU Indonesia
  • Noval Raihan
  • 22
...

Haji dan umrah adalah ibadah suci yang memiliki tata cara khusus yang harus dipatuhi. Dalam pelaksanaannya, terdapat larangan-larangan tertentu yang, jika dilanggar, dapat membatalkan ibadah tersebut. Artikel ini akan membahas larangan yang membatalkan haji dan umrah, hukum yang berlaku, serta konsekuensi yang harus ditanggung oleh jemaah.

Larangan yang Membatalkan Haji

    1, Ada lima rukun haji yang harus dilakukan untuk keabsahan ibadah, yaitu:

    • Ihram (niat)
    • Wukuf di Arafah
    • Thawaf Ifadah
    • Sa’i antara Safa dan Marwah
    • Tahallul (mencukur rambut)

    Jika salah satu rukun ini tidak dilakukan, maka ibadah haji dianggap batal.

    2. Berhubungan Suami Istri Setelah Ihram

    Melakukan hubungan suami istri atau tindakan yang mendekati hal tersebut, seperti bersentuhan dengan nafsu birahi, adalah larangan besar selama ihram. Jika dilakukan sebelum tahallul awal (setelah melontar jumrah dan mencukur rambut), maka hajinya batal.

    3. Meninggalkan Wukuf di Arafah

    Wukuf di Arafah adalah rukun yang paling utama dalam ibadah haji. Jika seorang jemaah tidak hadir di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah, maka hajinya tidak sah.

    4. Melakukan Thawaf Ifadah di Luar Masjidil Haram

    Thawaf ifadah wajib dilakukan di sekitar Ka’bah. Melakukan thawaf di luar Masjidil Haram atau tidak menyelesaikan jumlah putaran (7 kali) dapat membatalkan haji.

    Larangan yang Membatalkan Umrah

    1. Tidak Melaksanakan Rukun Umrah

    Umrah memiliki rukun yang harus dipenuhi, yaitu:

    • Ihram (niat)
    • Thawaf
    • Sa’i
    • Tahallul

    Jika salah satu rukun ini tidak dilakukan, maka umrah tidak sah.

    2. Berhubungan Suami Istri Setelah Ihram

    Sama seperti haji, melakukan hubungan suami istri selama ihram hingga tahallul akan membatalkan ibadah umrah.

    3. Mengubah Niat Ihram

    Ihram adalah awal dari pelaksanaan umrah. Jika jemaah sengaja membatalkan niat ihram tanpa alasan syar’i sebelum menyelesaikan umrah, maka ibadahnya dianggap batal.

    Larangan Khusus Selama Ihram

    Selain larangan yang membatalkan, ada juga larangan yang meskipun tidak membatalkan, tetap berdosa jika dilakukan, seperti:

    • Memakai wewangian pada tubuh atau pakaian.
    • Memotong kuku atau rambut.
    • Memburu atau membunuh hewan darat.
    • Memakai pakaian berjahit (khusus untuk laki-laki).
    • Menutup kepala bagi laki-laki atau wajah bagi perempuan tanpa alasan syar’i.
    • Berkata kotor, bertengkar, atau melakukan perbuatan dosa.

    Melanggar larangan ini mengharuskan jemaah membayar dam (denda), tetapi ibadahnya tetap sah jika rukun dan wajibnya telah terpenuhi.

    Hukum dan Konsekuensi Pelanggaran

    1. Haji Batal

    Jika hajinya batal karena pelanggaran seperti hubungan suami istri, jemaah tetap diwajibkan menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah hingga akhir, tetapi hajinya tidak sah. Jemaah juga harus mengulanginya di tahun berikutnya jika masih mampu.

    2. Umrah Batal

    Sama seperti haji, umrah yang batal tetap harus diselesaikan rangkaian ibadahnya. Namun, ibadah tersebut tidak dianggap sah, dan harus diulang di lain waktu jika mampu.

    3. Kewajiban Membayar Dam

    Pelanggaran larangan ihram yang tidak membatalkan ibadah mewajibkan jemaah untuk membayar dam berupa:

    • Menyembelih hewan (kambing atau setara).
    • Memberi makan enam fakir miskin.
    • Berpuasa tiga hari sebagai ganti.
    Cara Menghindari Pelanggaran

    1. Memahami Tata Cara Haji dan Umrah

    Sebelum berangkat, pastikan jemaah mengikuti manasik haji untuk memahami larangan, rukun, dan wajib ibadah.

    2. Menjaga Niat dan Kesadaran

    Selama di Tanah Suci, fokuskan diri pada ibadah dan jauhi hal-hal yang dapat menggoda untuk melanggar aturan ihram.

    3. Meminta Bimbingan Pembimbing Ibadah

    Jika ada kebingungan atau situasi darurat, segera berkonsultasi dengan pembimbing ibadah agar langkah yang diambil tidak melanggar aturan syar’i.

    Kesimpulan

    Haji dan umrah adalah ibadah mulia yang membutuhkan kepatuhan pada aturan syariat. Pelanggaran larangan tertentu dapat membatalkan ibadah, sementara pelanggaran lainnya dapat dikenakan denda. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang tata cara pelaksanaan, larangan, dan konsekuensinya sangat penting bagi setiap jemaah. Dengan persiapan dan niat yang benar, insya Allah ibadah haji dan umrah dapat berjalan lancar dan diterima oleh Allah SWT.

    Artikel Lainnya