Haji adalah salah satu rukun Islam yang penuh makna spiritual. Pelaksanaannya tak lepas dari kisah hidup Nabi Ibrahim AS, seorang nabi yang diberi gelar Khalilullah (kekasih Allah). Berikut adalah kisah beliau dan bagaimana peristiwa hidupnya menjadi asal usul dari ritual haji yang dilakukan oleh jutaan umat Islam setiap tahunnya.
Nabi Ibrahim AS adalah seorang nabi yang dikenal karena ketaatan luar biasa kepada Allah SWT. Beliau hidup di tengah masyarakat yang menyembah berhala. Meski demikian, Nabi Ibrahim berjuang untuk menyebarkan ajaran tauhid, yaitu mengesakan Allah.
Dalam perjalanan hidupnya, beliau menghadapi berbagai ujian berat, yang semuanya dijalani dengan penuh keteguhan iman. Ujian-ujian inilah yang menjadi dasar dari ritual haji yang kita kenal hari ini.
Setelah bertahun-tahun menanti keturunan, Nabi Ibrahim akhirnya dikaruniai seorang putra bernama Ismail dari istrinya, Siti Hajar. Namun, Allah menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan memerintahkannya untuk meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di padang tandus yang kini dikenal sebagai Makkah.
Dengan penuh keikhlasan, Nabi Ibrahim mematuhi perintah Allah dan meninggalkan mereka di tempat tanpa air dan tumbuhan. Sebelum pergi, beliau berdoa:
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki tanam-tanaman di dekat Rumah-Mu yang disucikan. Ya Tuhan kami, agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, semoga mereka bersyukur."
(QS. Ibrahim: 37)
Aiti Hajar, yang ditinggalkan bersama Ismail kecil, mencari air dengan berlari bolak-balik antara Bukit Shafa dan Marwah. Dalam kepasrahan, Allah SWT mengabulkan doanya dengan memancarkan air dari bawah kaki Ismail, yang dikenal sebagai Mata Air Zamzam. Peristiwa ini menjadi asal usul ritual sa’i, yaitu berlari kecil antara Shafa dan Marwah.
Ketika Ismail beranjak remaja, Allah menguji Nabi Ibrahim dengan perintah untuk menyembelih putra tercintanya. Nabi Ibrahim dengan penuh keikhlasan menyampaikan perintah tersebut kepada Ismail.
Ismail, yang juga memiliki iman yang kuat, berkata:
"Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
(QS. As-Saffat: 102)
Ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelih Ismail, Allah menggantinya dengan seekor domba sebagai tanda keridhaan-Nya. Peristiwa ini menjadi dasar dari ibadah kurban yang dilakukan saat Idul Adha.
Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Ibrahim dan Ismail untuk membangun Ka'bah, yang menjadi pusat ibadah umat Islam. Dalam prosesnya, mereka memanjatkan doa:
"Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
(QS. Al-Baqarah: 127)
Setelah Ka'bah selesai dibangun, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyeru manusia agar melaksanakan ibadah haji:
"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh."
(QS. Al-Hajj: 27)
Kisah-kisah Nabi Ibrahim menjadi dasar dari banyak ritual dalam ibadah haji:
1. Ihram: Lambang kesucian dan kesetaraan, mengingatkan kita pada ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah.
2. Tawaf: Mengelilingi Ka'bah, tempat yang dibangun Nabi Ibrahim dan Ismail sebagai simbol penghambaan kepada Allah.
3. Sa’i: Berlari kecil antara Shafa dan Marwah, mengenang usaha Hajar mencari air untuk Ismail.
4. Wukuf di Arafah: Mengingatkan kita pada doa dan ketundukan Nabi Ibrahim kepada Allah.
5. Melempar Jumrah: Melambangkan penolakan terhadap godaan setan, seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim.
6. Kurban: Mengenang ketulusan Nabi Ibrahim dan Ismail saat menerima perintah Allah untuk menyembelih.
Kisah Nabi Ibrahim mengajarkan kita pentingnya:
Ritual haji adalah warisan dari keteladanan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Setiap langkah dalam haji mengandung pesan mendalam tentang ketaatan, kesabaran, dan keikhlasan kepada Allah SWT. Melalui haji, umat Islam diingatkan untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim dalam mengesakan Allah dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya.
Semoga kita semua diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji dan mengambil hikmah dari kisah mulia Nabi Ibrahim. Aamiin.
Larangan Barang Bawaan Saat Perjalanan Haji dan Umrah nomor 1 paling sering dibawa!! Portal KBIHU Indonesia
Sejarah dan Peran Penting Mina dalam Prosesi Haji Portal KBIHU Indonesia
6 Perlengkapan yang Harus Dibawa Saat Berangkat Haji no 4 wajib dibawa!! Portal KBIHU Indonesia
Panduan Mengatasi Overthinking dan Rasa Takut Sebelum Berangkat Haji atau Umrah Portal KBIHU Indonesia
Jabal Tsur: Gunung Bersejarah dalam Perjalanan Hijrah Nabi Muhammad SAW Portal KBIHU Indonesia
Jabal Uhud: Saksi Bisu Perang Besar dalam Sejarah Islam Portal KBIHU Indonesia
Sejarah Pembangunan Ka'bah dan Masjidil Haram Portal KBIHU Indonesia
Panduan Beradaptasi dengan Cuaca di Tanah Suci Portal KBIHU Indonesia
Bagaimana Sumur Zamzam Tetap Mengalir Selama Ribuan Tahun? Portal KBIHU Indonesia
Mengenal Jenis-jenis Kurban di Tanah Suci Portal KBIHU Indonesia
Muharram, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab: Bulan-Bulan Haram dalam Islam Portal KBIHU Indonesia
Masjid Quba: Masjid Pertama dalam Sejarah Islam yang Penuh Keistimewaan Portal KBIHU Indonesia
Lorem Ipsum Portal KBIHU Indonesia
panduan Praktis Mengelola Keuangan untuk Haji dan Umrah Portal KBIHU Indonesia
Fasilitas di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang Harus Diketahui Portal KBIHU Indonesia